Stop the blaming game, ini saya baca dari salah satu bukunya Indra & Nunik Noveldy (relationship coach). Saya menyimpulkan ini bisa diterapkan ketika kita berinteraksi dengan yang namanya manusia, siapa saja itu maka berhentilah untuk menyalahkan.
The blaming game, bukan hanya ketika kita mengatakan it his or her fault. Tanpa kita sadari, seringkali yang sering dilakukan adalah menyalahkan diri sendiri. Dampaknya lebih parah ketika menyalahkan diri sendiri, kita akan semakin terpuruk, melihat yang lain di puncak tertinggi dan kita jauh di dasar lautan.
Dalam hal ini, saya ingin meletakkan the blaming game ini dalam kerjasama tim. Apabila ini berlangsung terus menerus, menyalahkan orang lain ataupun diri sendiri menyebabkan kerja tim sangat rapuh. Ingin dimengerti tapi tak mau mengerti, ingin dipahami tapi tak mau memahami kadang menjadi alasan kedua kubu yang "ingin" dan "butuh" dimengerti dan dipahami. Komunikasikan dan berkomunikasilah karena tidak semua bisa dipahami dan dimengerti dari gerak tubuh dan raut muka.
Kemudian apa yang harus dilakukan? Bukan saatnya mencari kesalahan dan menyalahkan diri sendiri. STOP the blaming game! Maka katakanlah " l'm responsible" maka kekuatan dan semangat ekstra kita akan muncul untuk memperbaiki masalah dan melakukan perubahan. Kenapa begitu? Tim ada karena mimpi bersama, catat mimpi bersama! Bukan tentang mimpi-ku atau mimpi-mu saja, maka ambil peran dan bertanggung jawab sebaik mungkin, bersungguh-sungguh dan libatkan Allah dalam setiap prosesnya, tunggulah hasilnya.
Haiii mimpi...tak tau seberapa jauh lagi lelah ini harus tertahan sampai bisa menyentuh-mu, letih ini akan terbayar untuk segera berada di suasana yang diimpi-impikan itu, semoga bertambah bijak-lah ketika harus melewati jalan terjal sebagai batu loncatan, semoga setiap kita, kami, saya, ku dan mu diberi kesabaran dan keteguhan hati untuk sampai di puncak impian. #Sujood
Stop the blaming game :)
0 komentar:
Posting Komentar